
Ada dua bait pantun yang disampaikanya orang nomor satu negeri junjungan itu saat memberikan kata sambutan dalam acara pegelaran seni budaya di anjungan Riau taman mini Indonesia indah,(TMII)Jakarta
“Sungguh indah bunga di taman, sirami air supaya tak layu, mari bersama kita jayakan, jadikan Riau pusat peradaban melayu,” ujar Bupati, langsung disambut tepuk tangan meriah para hadirin.
Pantun pertama itu disampaikannya guna mengajak semua undangan yang hadir itu khususnya para pejabat di Provinsi Riau, agar bersama-sama menjadikan Provinsi Riau sebagai pusat peradaban Melayu.
Sedangkan pantun berikutnya, yakni ajakan kepada semua para undangan yang hadir pada acara itu dan terkhusus bagi penggiat seni, untuk selalu melestarikan seni budaya Melayu.
Pantun kedua , “ Pergi ke laut mencari ikan, dapat sejaring si ikan bilis, budaya melayu Riau kita lestarikan, bermula dari Negeri Bengkalis,” ajaknya, di akhir sambutannya.
Saat beliau mengajak masyarakat melalui pantun, sontak suasana saat itu jadi hidup sebab pantun yang disampaikan sangatlah kena dengan momen saat itu,
Pantun mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan orang Melayu itu sendiri,terutama dulunya dalam pergaulan sehari hari, namun saat ini pantun biasanya disampaikan saat dalam acara acara resmi
biasanya dalam acara seremonial, pidato diawali dengan pesan sebait pantun untuk menyampaikan pesan-pesan moral yang sarat berisi nilai-nilai luhur agama, budaya dan norma-norma sosial masyarakatnya.
Pantun merupakan khazanah budaya orang Melayu, nilai – nilai luhur tersebut tentunya dapat dilestarikan,disebarluaskan ditengah tengah masyarakat, agar kebiasaan itu bisa diwariskan kepada anak cucunya kelak.
Sementara pantun juga dapat berperanan aktif dalam mewujudkan pergaulan untuk mengekalkan tali persaudaraan,dan media hiburan serta sebagai wahana komunikasi dalam penyampaian aspirasi masyarakat yang lebih santun dan bernilai budaya.
Ditempat terpisah, Gubernur Riau, H.Andy Rahman setiap acara seremonial, sering diawali dan ditutup dengan sebait pantun.” Jika mau dilihat pidato bermutu, dimulailah dengan pantun,”. Ujarnya.(aba)**